I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Nitrogen merupakan sumber utama gas bebas di udara yang
menempati 78% dari volume atmosfer. Dalam bentuk unsur lain tidak dapat
digunakan oleh tanaman. Nitrogen gas harus diubah menjadi bentuk nitrat atau
amonium melalui proses-proses tertentu agar dapat digunakan oleh tanaman.
Atmosfer
terdiri dari 79 % nitrogen ( berdasarkan volume ) sebagai gas padat N2 yang
tidak bereaksi dengan unsur-unsur lainnya yang menghasilkan suatu bentuk
nitrogen yang dapat digunakan oleh sebagian besar tanaman. Peningkatan
penyediaan nitrogen tanah untuk tanaman terdiri terutama dari meningkatnya
jumlah pengikatan nitrogen secara biologis atau penambahan nitrogen pupuk.
Diantara
berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman nitrogen merupakan salah satu
diantara unsur hara makro tersebut yang sangat besar peranannya bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nitrogen memberikan pengaruh besar
terhadap perkembangan pertumbuhan. Diantara tiga unsur yang biasa
mengandung pupuk buatan yaitu kalium, fosfat, dan nitrogen, rupanya nitrogen
mempunyai efek paling menonjol.
Nitrogen bila ditinjau dari segi keberadaannya merupakan
yang paling banyak mendapat perhatian. Hal ini disebabkan jumlah nitrogen yang
terdapat di dalam tanah sedikit sedangkan yang diangkat tanaman berupa panen
setiap musim cukup banyak. Disamping itu, senyawa nitrogen anorganik sangat
larut dan mudah hilang dalam air drainase atau alang ke atmosfer. Selanjutnya
efek nitrogen terhadap pertumbuhan akan jelas dan cepat. Dengan demikian dari
banyak segi jelas bahwa unsur nitrogen ini merupakan unsur yang berdaya besar
yang tidak saja unsur yang harus diawetkan juga harus dikendalikan
pemakaiannya.
Berdasarkan uraian di atas,
maka perlu melakukan percobaan penetapan N-Total untuk mengetahui besarnya
kadar nitrogen pada tanah Alfisol.
1.2
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum penetapan N-Total
adalah untuk mengetahui kadar nitrogen pada tanah Alfisol serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
Kegunaan
dari praktikum penetapan N-Total adalah memberi informasi pada jenis-jenis
tanah yang dapat menentukan jenis suatu komoditas yang dapat dikembangkan pada
tanah tersebut.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 N-Total Tanah Alfisol
Cara
utama nitrogen masuk ke dalam tanah adalah akibat kegiatan jasad renik, baik
yang hidup bebas maupun yang bersimbiose dengan tanaman. Dalam hal yang
terakhir nitrogen yang diikat digunakan dalam sintesa amino dan protein oleh
tanaman inang. Jika tanaman atau jasad renik pengikat nitrogen bebas, maka
bakteri pembusuk membebaskan asam amino dari protein, bakteri amonifikasi
membebaskan amonium dari grup amino, yang kemudian dilarutkan dalam larutan
tanah. Amonium diserap tanaman, atau diserap setelah dikonversikan menjadi
nitrat oleh bakteri nitrifikasi (Hakim, dkk., 1986).
Tanah
hutan berbeda dengan tanah perkebunan dan tanah peternakan. Tanaman di lahan
kering umumnya menyerap ion nitrat NO3- relatif lebih
besar jika dibandingkan dengan ion NH4+. Ada dugaan bahwa
senyawa organik, misalnya asam nukleat dan asam amino larut, dapat diserap
langsung oleh tanaman (Tisdale, 1985). Tetapi keberadaan kedua senyawa tersebut
dalam tanah dianggap kecil jika dibandingkan dengan keperluan tanaman.menurut
Mengel & Kirkby (1987), pada pH rendah, nitrat diserap lebih cepat
dibandingkan dengan amonium, sedangkan pada pH netral kemungkinan penyerapan
keduanya seimbang.
Hal
ini mungkin disebabkan oleh adanya persaingan anion OH- dengan anion
NO3- sehingga penyerapan nitrat sedikit terhambat. Pada
pH 4,0 penyerapan nitrat lebih banyak dibandingkan dengan amonium.
Amonium
dalam kadar yang tinggi dapat meracuni tanaman. Hal ini disebabkan oleh adanya
amoniak (NH3) yang terbentuk dari amonium. Bagi tanaman yang berwarna
hijau mengandung N protein terbanyak dan meliputi 70% - 80% dari total N
tanaman. Nitrogen asam nukleat terdapat sekitar 10% dan asam amino terlarut
hanya sebanyak 5% dari total dalam tanaman. Pada biji tanaman, protein umumnya
dalam bentuk tersimpan (Rosmarkam & Yuwono, 2002).
2.3 Nilai dan Kriteria N
Adapun nilai dan kriteria N di dalam tanah yang
berdasarkan Standar Internasional (SI) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Nilai dan
Kriteria N dalam Tanah yang Berdasarkan Standar Internasional (SI)
Nilai N-Total
|
Kriteria N-Total
|
< 0,1
0,1 – 0,21
0,22 – 0,51
0,52 – 0,75
> 0,75
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
|
Faktor-faktor yang mempengaruhi
ketersediaan N adalah kegiatan jasad renik, baik yang hidup bebas maupun yang
bersimbiose dengan tanaman. Pertambahan lain dari nitrogen tanah adalah akibat
loncatan suatu listrik di udara. Nitrogen dapat masuk melalui air hujan dalam
bentuk nitrat. Jumlah ini sangat tergantung pada tempat dan iklim (Hakim, dkk.,
1986).
2.2 Pengaruh N-Total
Terhadap Kesuburan Tanah Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Pengaruh
jangka panjang pemupukan nitrogen dalam biosfer tidak diketahui, tetapi
pemupukan ini merupakan bahaya yang terpendam bagi pencemaran nitrat terhadap
air tanah dan eutrofikasi danau. Penting untuk disadari bahwa penambahan lebih
banyak nitrogen ke dalam tanah sebagai pupuk tidak selalu berakibat lebih
banyak pencucian nitrat sampai ke permukaan air tanah. Hal ini merupakan akibat
dari kenyataan bahwa pertumbuhan tanaman yang sangat meningkat memerlukan lebih
banyak pengambilan nitrogen. Tetapi, kehilangan nitrogen meningkat bila
kemampuan tanah dalam imobilisasi terlampaui
(Foth, 1994).
Nitrogen
dalam tanah berasal dari (1.) Bahan organik tanah (bahan organik halus, N
tinggi, C/N rendah; dan bahan organik, kasar, N rendah C/N tinggi. Bahan
organik merupakan sumber N yang utama di dalam tanah.); (2.) Pengikatan oleh
mikroorganisme dan N udara (Simbiose dengan tanaman legumenose, yaitu oleh
bakteri bintil akar atau Rhizobium; Bakteri yang hidup bebas (nonsimbiotik)
yaitu Azotobacter (aerobik) dan Clostridium (anaerobik)); (3.) Pupuk, misalnya
ZA, Urea, dan lain-lain; dan (4.) Air hujan.
Fungsi
N adalah memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukan protein.
Gejala-gejala kekurangan N adalah tanaman kerdil, pertumbuhan akar terbatas,
dan daun-daun kuning dan gugur. Gejala-gejala kebanyakan N adalah memperlambat
kematangan tanaman, batang-batang lemah mudah roboh, dan mengurangi daya tahan
tanaman terhadap penyakit. Nitrogen di dalam tanah terdapat dalam berbagai
bentuk yaitu protein, senyawa-senyawa amino, Amonium (NH4+),
dan Nitrat (NO3-).
Hilangnya
N dari tanah karena digunakan oleh tanaman atau mikroorganisme, N dalam bentuk
NH4+ dapat diikat oleh mineral liat jenis illit sehingga
tidak dapat digunakan oleh tanaman, N dalam bentuk NO3-
mudah dicuci oleh air hujan, banyak hujan N rendah, dan tanah pasir mudah
merembeskan air sehingga N lebih rendah daripada tanah liat (Hardjowigeno,
2003).
III.
BAHAN DAN METODE
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum Penetapan N-Total
dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Jumat, tanggal 22 Oktober
2010, pada pukul 08.00 WITA sampai selesai.
3.2
Bahan dan Alat
Adapun alat-alat yang
digunakan pada praktikum Penetapan N-Total adalah timbangan, tabung destruksi,
labu destilasi, tabung destilasi, pipet 25 ml, dan penitrasi.
Adapun
bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Penetapan N-Total adalah sampel tanah Alfisol, aquadest,
indicator K2SO4, larutan H2SO4, larutan NaOH 10 N, larutan HCL 0,1 N, tissu rol,
dan kertas label.
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur Kerja Penetapan
N-Total dengan metode Kjldahl adalah :
1. Menimbang 2 gram tanah Alfisol kemudian
dimasukkan ke dalam tabung destruksi
2. Menambahkan indicator S2 + K2SO4
3. Menambahkan 10 ml H2SO4
4. Mendestruksi sampai menjadi putih (asap
putih hilang)
5. Mengencerkan dengan aquadest sampai 50 ml
setelah dingin
6. Pipet 25 ml larutan jernihnya, memasukkan
ke dalam labu destilasi
7. Menambahkan 20 ml NaOH 10 N
8. Mendestilasi sampai terjadi perubahan
warna
9. Menitrasi dengan larutan HCL 0,1 N
10. Menghitung dengan menggunakan rumus :
% N = ml Penitar x N x 14 x Fp x
100 %
mg
sampel
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan
praktikum penentuan N-Total tanah yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel. 4. Hasil Analisis Penentuan N-Total
Tanah
Jenis Tanah
|
Nilai N-Total
|
Kriteria
|
Tanah Alfisol
|
0,34
|
Sedang
|
Sumber : Data
Primer, 2010
Pembahasan
Berdasarkan
hasil yang telah diperoleh pada sampel tanah Alfisol memiliki nilai N-Total
0,34 dengan kriteria sedang. Hal
ini disebabkan karena rendahnya bahan organik yang terdapat pada sempel tanah
Alfisol, sedangkan bahan organic merupakan sumber bahan N yang paling utama.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Lopulisa
(2004) yang menyatakan bahwa Nitrogen
dalam tanah berasal dari bahan organik tanah, bahan organik halus, N tinggi,
C/N rendah, bahan organik kasar, N rendah C/N tinggi. Bahan organik merupakan
sumber bahan N yang utama di dalam tanah. Selain N, bahan organik mengandung
unsur lain terutama C, P, S dan unsur mikro. Pengikatan oleh mikrorganisme dan
N udara.
Kriteria yang sedang pada N-Total mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan tanaman bahkan dapat mati. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Kemas (2005) yang menyatakan bahwa kekurangan N menyebabkan tanaman
kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun-daun kuning dan gugur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai N-Total yaitu bahan organic,
apabila bahan organiknya tinggi maka nilai N-Total juga tinggi, begitu pula
sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kemas (2005) yang menyatakan bahwa
apabila peningkatan kadar bahan organik terjadi maka N dalam tanah juga akan
meningkat.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pengamatan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
-
Kandunagn N-Total pada sampel tanah Alfisol adalah
0,34 dengan kriteria sedang.
-
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi ketersediaan nitrogen dalam tanah yakni bahan organic,
nitrifikasi, penambahan melalui pupuk, penambatan bebas, dan penambatan oleh
bakteri legum.
5.2
Saran
Pada tanah-tanah dengan kandungan nitrogen (N) yang rendah,
jika dilakukan pemupukan dan pengapuran, sebaiknya diberikan dengan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sebab kapur dan pupuk yang berlebihan akan
menjadi racun bagi tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H.O dan
N.C, Brady., 1982. Ilmu Tanah. Bhratara
Karya Aksara. Jakarta.
Foth, H.D.,
1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga.
Jakarta.
Hakim, N., Y.M. Nyakpa, M.A. Lubis,
G.S. Nogroho, Saul R.M., Diha A.M., Hong B.G., dan Bailey H.H., 1986. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
Lampung
Hardjowigeno, S.,
2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.
Lopulisa, C., 2004.
Tanah-Tanah Utama Dunia Ciri, Genesa, dan Klasifikasinya. Lembanga
Penerbitan Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Rosmarkam,
Afandie dan Nasih Widya Yuwono, 2002. Ilmu
Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta
Ali Hanafiah,Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
LAMPIRAN
1. Untuk Perlakuan Kontrol :
% N = ml Penitar x N x 14 x Fp x
100 %
mg
sampel
= 0,54 x 0,1 x 14 x 50/25 x 100 %
2000
mg
= 1,512 x
100 %
2000
= 0,000756 x 100 % = 0,0756
%
2. Untuk Perlakuan B1 (2 ton) :
% N = ml Penitar x N x 14 x Fp x
100 %
mg
sampel
= 0,53 x 0,1 x 14 x 50/25 x 100 %
2000
mg
= 1,484 x
100 %
2000
= 0,000742 x 100 % = 0,0742
%
3. Untuk Perlakuan B2 (1 ton) :
% N = ml Penitar x N x 14 x Fp x
100 %
mg
sampel
= 0,52 x 0,1 x 14 x 50/25 x 100 %
2000
mg
= 1,456 x
100 %
2000
= 0,000728 x 100 % = 0,0728
%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar